Kopi luwak adalah salah satu jenis kopi yang meski harganya mahal, tapi punya banyak peminat. Sensasi rasa yang disebut - sebut paling nikmat itu, membuat kopi yang dalam prosesnya melibatkan hewan musang itu selalu diburu orang. Nah, bagi Anda penyuka kopi sejati, sesekali waktu perlu berkunjung ke Kedai Kopi Luwak Cikole, di Jalan Nyalindung, Nomor 9, Kampung Babakan, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Suasana alam yang sejuk, akan membuat sensasi yang luar biasa, saat menikmati seduhan kopi panas di sana.
saKopi jossadalah salah satu jenis kopi yang diracik dengan cara tidak biasa, yakni menaruh arang di atas seduhan kopi. Selain joss, ada juga kopi khotok, yaitu membuat kopi dengan cara serbuk kopi direbus terlebih dahulu. Namun demikian, berbagai macam racikan tersebut, ternyata tidak bisa menggeser posisi satu jenis kopi yang disebut sebut menjadi kopi juara.
Kopi luwak adalah salah satu jenis kopi yang meski harganya mahal, tapi punya banyak peminat. Sensasi rasa yang disebut - sebut paling nikmat itu, membuat kopi yang dalam prosesnya melibatkan hewan musang itu selalu diburu orang. Nah, bagi Anda penyuka kopi sejati, sesekali waktu perlu berkunjung ke Kedai Kopi Luwak Cikole, di Jalan Nyalindung, Nomor 9, Kampung Babakan, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Suasana alam yang sejuk, akan membuat sensasi yang luar biasa, saat menikmati seduhan kopi panas di sana.
BERBAGAI macam cara dilakukan pencinta kopi untuk mendapatkan rasa yang istimewa, berbeda dengan kopi -kopi lainnya. Bahkan, tak jarang kopiholik melakukan hal- hal nyeleneh, demi mendapatkan sensasi rasa yang menggelora.
Meskipun sebagian penikmat kopi mungkin sudah pernah menyeruput kopi luwak, namun banyak yang belum tahu proses pembuatan kopi dengan rasa asam itu, dari nol. Nah, di sana Anda tidak sekadar bisa menikmati sensasi minum kopi saja, melainkan bisa juga melihat bagaimana proses pembuatannya. Dengan demikian, di sana Anda bisa sekali mengayuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitu memasuki area kedai Kopi Luwak Cikole, Anda mungkin akan mengernyitkan dahi.
Sebab, pegawai di sana tidak mempersilakan Anda untuk duduk di deretan meja yang tersusun rapi, melainkan mengajak untuk ke belakang, ke sebuah tempat yang menyerupai kebun kopi mini, dan deretan kandang musang. Tidak usah bingung dengan apa yang Anda alami. Sebab, sebenarnya Anda sedang diajak melihat bagaimana rahasia di balik nikmatnya kopi luwak.
Dengan kehangatan yang ramah, pegawai di sana akan mengajak Anda untuk melihat musang, kopi serta proses pembuatan kopi yang akan Anda nikmati “Kami di sini tidak hanya menyediakan kopi luwak saja, melainkan ingin ada sisi edukasinya. Makanya, ketika ada pengunjung, yang pertama kami lakukan adalah mengajak mereka untuk ke belakang, melihat ‘dapur’ di balik kopi luwak yang mereka cari,” kata salah satu pegawai Kopi Luwak Cikole Dwi Prasetya.
Rasa penasaran untuk menikmati kopi luwak, tidak jarang disergap dengan rasa gamang bagi sebagian kalangan. Hal itu lantaran, kopi yang membuat penasaran itu, sepintas terkesan jorok, yakni biji kopinya keluar bersama kotoran musang. Namun apa benar menjijikan? “Kopi Luwak itu kan, berasal dari biji kopi yang dimakan musang, kemudian keluar bersama kotoran. Nah, ketika keluar itu, kami ada proses mencuci. Mencuci ini, dilakukan paling sedikit sebanyak tujuh kali dan dilakukan di air yang mengalir. (Tahapan) itu bisa dilihat oleh pengunjung, ketika baru datang,” ungkap dia.
Bagi para pengunjung, mereka tidak hanya bisa melihat tahapan demi tahapan pembuatan kopi saja. Mereka juga bisa mencoba untuk ikut melakukan proses beberapa tahapan. Namun memang, pengunjung tidak bisa ikut mengerjakan semua tahapannya, ada beberapa tahapan yang pengunjung hanya bisa melihat saja. Adanya beberapa tahapan yang hanya bisa dilakukan oleh pegawai, bukan tanpa alasan yang kuat.
Kualitas rasa yang harus tetap terjaga pada kopi luwak Cikole, adalah alasan mengapa pengunjung tidak bisa ikut semua proses dalam pembuatan kopi. “Pada saat penggilingan dan pengemasan, pengunjung hanya diperbolehkan melihat. Sebab, pada proses itu, ruangan harus steril. Serbuk kopi itu kan sangat sensitif terhadap bau bauan dari luar. Takutnya parfum yang ada pada pengunjung, menempel pada kopi, dan itu bisa mengurangi kualitas. Jadi, untuk tahapan itu, mereka hanya bisa melihat saja. Sebab, pegawai di sini pun, tidak semuanya bisa keluar masuk ke ruangan itu,” jelas Dwi.
Di balik rasanya yang begitu menggelora, kopi ternyata memiliki keunikan tersendiri, yang mungkin baru sebagian kecil saja yang mengetahuinya. Biji kopi ternyata memiliki dua jenis kelamin, yakni jantan dan betina. Perbedaan jenis kelamin tersebut, baru bisa diketahui ketika dalam proses penyortiran, atau setelah tahapan penjemuran, sebelum disangrai. Jenis kelamin biji kopi, bisa dilihat dari fisik biji kopi tersebut. Untuk biji kopi jantan, berbentuk bulat, yang terdiri dari dua biji kopi yang saling menangkup.
Secara gampanganya, bentuknya mirip dengan kerang yang masih tertutup. “Adapun biji kopi betina, itu tunggal. Secara jumlah, biji kopi jantan ini masih sangat kecil dibanding yang betina. Perbandingannya mungkin 70:30,” beber dia. Keunikan pada biji kopi itu, tidak hanya berhenti pada perbedaan kelaminnya saja, melainkan juga pada fungsi. Untuk biji kopi jantan, sering digunakan sebagai terapi menambah stamina kaum pria.
Namun, karena jumlahnya masih sangat minim, biasanya untuk biji kopi jantan dicampur dengan bahan bahan lain, seperti ginseng. “Dalam proses sortir, kami memilah antara jenis kelamin dan kualitas. Yang bagus kita masukkan, yang jelek dibuang. Begitu juga jenis kelamin, antara betina dan jantan nantinya kami pisahkan dalam proses penggilingannya,” jelas dia.
Setelah asyik menikmati setiap tahapan pembuatan Kopi luwak, selanjutnya pengunjung bisa menikmati sensasi kopi yang memiliki sedikit rasa asam itu. Tidak hanya menikmati sensasi kopi, pengunjung juga dimanja dengan jaringan WiFi, sehingga bebas berselancar di dunia maya. Untuk menikmati sensasi kopi luwak yang fenomenal di sana, pengunjung tidak perlu khawatir dengan jumlah uang yang harus dikeluarkan. Hanya dengan merogoh uang sebesar Rp50.000, pengunjung sudah bisa menikmati segelas kopi luwak panas.
Tidak hanya itu, pengetahuan pengunjung terhadap kopi luwak pun, bisa bertambah. “Alhamdulillah ramai, minimalnya jumlah pengunjung yang datang ke sini di angka 20 30 orang. Kalau saat ramai bisa sampai 50 rombongan dari mancanegara,” ungkap dia.
Inin nastain koran-sindoDOTcom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar